6/22/05

27 Juni 1995


(Seorang sahabat pergi ke langit, sepuluh tahun lalu)

kabar itu
datang ketika mentari belum lagi pulih
dari kantuknya.

satu lagi buku kehidupan telah selesai
tintanya yang akhir belum lagi kering,
dan kita boleh kecewa karena ceritera itu
mesti terputus tiba-tiba :

ada bunga yang mesti patah
sebelum benar-benar kembang tebarkan harumnya.

(ya, kamu pergi tanpa iringan
salvo senapan atau bendera duka.
mungkin juga tidakkan jadi catatan kaki dalam sejarah
kecuali hanya sejumput kenangan yang sesekali mencuat
ingatkan kami tentang yang fana.
atau tentang waktu :
siapa kuasa menahan senja taburkan remangnya ?)

tapi kita percaya tak ada ciptaanNya yang sia-sia
kerikil terserakpun jadi bagian
memperindah lanskap di taman.

dan bunga yang patah itu kini satu
dalam untaian bunga lainnya
jadi hiasan di sudut beranda rumahNya.

No comments:

Post a Comment

Followers