3/9/06

Tertipu Andien bersama Discus

Hari ke-2 Java Jazz 2006 gw mulai dengan terbirit-birit mengejar jadwal tampil grup rock progesif Indonesia yang saat ini lagi kesohor, Discus. Tentunya kalau ngomong soal ketenaran, grup2 dari aliran aneh bin ajaib model prog rock begini tak bisa dibanding dengan para koleganya dari aliran rock sopan model Dewa atau Padi. Jika larisnya album-album Dewa diukur dalam bilangan ratusan ribu kopi dengan jutaan penggemar, grup seperti Discus mungkin bakal cukup bahagia jika hasil penjualan album mereka bisa menutup ongkos rekaman dan modal edar produsernya.



Itu sebabnya gw rada takjub waktu antrian nonton Discus di Assembly Hall 3 JHCC ternyata juga dipadati oleh wajah2 imut para ABG yang didampingi oleh bapak/ibu/kakak/tante dan tetangga. Jika mereka antri untuk Glen Fredly/Rika Roeslan (hari ke-2) atau Daniel Sahuleka/grup Seriues (hari ke-3), mungkin masih lebih masuk akal. Tapi ini Discus. Yang musiknya lebih cocok dikategorikan sebagai musik pengejar warisan (gak percaya ? coba aja setel lagu2 mereka pas mertua sedang asyik2-nya menikmati sore. pasti langsung masuk rumah sakit karena stroke). Baru setelah dikasih tahu bahwa Discus akan menampilkan Andien dan Fadly Padi sebagai guest star, kebingungan gw sedikit terjawab. Pantas aja yang antri campuran antara ABG kinyis-kinyis dan tampang2 garang standar fans-nya prog-rock.

Dan benar aja. Tak lama setelah kulonuwun, grup yang dikomandani Iwan Hasan ini langsung menggebrak dengan satu lagu yang dipetik -kalo gak salah- dari album pertama mereka. Kayaknya sih lagu "Phantasmorgia" (? or something like that), yang mestinya pertama didenger beberapa tahun lalu tapi tidak terdaftar di memori karena memang lagu ini -maaf- tidak cukup "memorable".

Setelah beberapa lagu, dan mungkin karena melihat gelagat penonton mulai gelisah, Iwan mengajak Andien untuk tampil ke panggung. Bawain dua lagu (satu dari albumnya Discus, satu dari solo albumnya Andien). "Biar adil...", begitu alasannya. Gak banyak yang bisa dikomentari dari penampilan mereka, karena memang jujur saja gw gak bisa menikmati. Setelah Andien, giliran Fadly Padi yang muncul. Membawakan beberapa lagunya Discus, warna vokal Fadly yang khas memberi sentuhan menarik pada komposisi2 Discus yang mereka mainkan. Yang jelas, lagu bertajuk "Nangro" (?) yang dibawakan diakhir pertunjukan cukup menjadi bahan pertimbangan buat kembali memburu album baru Discus yang konon akan dirilis beberapa bulan lagi.


Is beauty really skin deep ?


"Beauty is skin deep", itu kata pepatah jaman baheula. Tapi setelah nonton Discus, gw jadi lebih yakin dengan versi kontemporer dari pepatah ini: "Beauty is actually skin tight". Mirip Inul atau Dewi Persik -tapi tentunya lebih tasteful- adalah penampilan vokalis cewek grup Discus ini, mbak Yuyun. Suara keren abis, kostum ketat plus sayap model burung merak, goyang a la balet minimalis tapi lirikan maksimal menggoda. Ehmm..... terobatilah sedikit juteknya hati setelah digempur komposisi2-nya Discus selama sekitar 70 menitan.


To be continued.........

No comments:

Post a Comment

Followers